Sabtu, 26 Desember 2009

Pesona Candi Bukti Sejarah

A.Kabupaten Semarang

1. Kompleks Candi Gedong Songo, Semarang

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.

Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).

Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27°C)

Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang.

2. Jarak Tempuh

Untuk menempuhnya, diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam (rata-rata mencapai 40 derajat). Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan. Berikut daftar jarak tempuh menuju candi ini.

  • Gedong Songo - Ungaran : 25 km
  • Gedong Songo - Ambarawa : 15 km
  • Gedong Songo - Semarang : 45 km
2.Kompleks Candi Pringapus, Bawen, Ungaran

Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo, Temanggung 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Candi tersebut dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850 Masehi menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun 1932. Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Hal ini terlihat dari adanya arca-arca bersifat Hindu yang erat kaitannya dengan Dewa Siwa. Sebagaimana lazimnya candi-candi Hindu yang memanifestasikan Siwa, posisi candi dan letak arca-arcanya selalu menjadi ciri khas yang memperhatikan penjuru mata angin. Pintu utama candi menghadap ke timur, dan dikanan-kirinya dijaga Kala dan Nandi. Kala adalah anak Siwa yang lahir dari persatuan antara Siwa dengan kekuatan alam yang dahsyat. Kala lahir sebagai raksasa sakti yang dapat mengalahkan semua dewa. Sedangkan Nandi adalah lembu putih kendaraan Siwa, sehingga dalam satu perwujudannya Siwa disebut Nandi Cwara.

Pada bagian lain terdapat Durga Mahesasuramardhini. Durga merupakan salah satu perwujudan Uma sebagai dewi cantik dengan berbagai macam senjata anugerah dewa. Sebagai Durga, Uma menurut legenda berhasil mengalahkan raksasa sakti berwujud kerbau yang mengganggu para Brahmana. Di dalam candi juga terdapat Yoni yaitu salah satu perwujudan Uma (Istri Siwa) yang berfungsi sebagai alas arca Siwa atau perwujudannya (biasanya Lingga) persatuan lingga dan Yoni merupakan simbol penciptaan alam semesta sekaligus simbol kesuburan. Sebagai saksi kebesaran sejarah masa silam, hal lain yang menarik dari Candi Pringapus adalah hiasa Kala berdagu seperti Kala type Jawa Timur.

Pada libur, candi ini banyak dikunjungi anak sekolah, turis domestik dan juga mancanegara seperti Amerika, Belanda, dan Belgia.


B. Kabupaten Magelang

1. Candi Borobudur, Borobudur, Magelang, (lokasi)

Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama Gunadharma.

Candi Borobudur

Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur pada candi ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.

Arti nama Borobudur yaitu "biara di perbukitan", yang berasal dari kata "bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha.

Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.

Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.

Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage Site atau Warisan Dunia oleh UNESCO.

Candi Borobudur

Arsitektur Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha dan cara berpikir manusia.

Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan filosofi Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian menjadi pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi binatang liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Proses ini disebut sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan akhirnya masuk ke nirwana. Setiap tahapan pencerahan pada proses kehidupan ini berdasarkan filosofi Buddha digambarkan pada relief dan patung pada seluruh Candi Borobudur.

Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang memiliki ketinggian total 42 meter. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagian dasar Candi Borobudur berukuran sekitar 118 m pada setiap sisi. Batu-batu yang digunakan kira-kira sebanyak 55.000 meter kubik. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Candi Borobudur. Batu-batu ini dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola seperti permainan lego. Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen.

Sedangkan relief mulai dibuat setelah batu-batuan tersebut selesai ditumpuk dan disambung. Relief terdapat pada dinding candi. Candi Borobudur memiliki 2670 relief yang berbeda. Relief ini dibaca searah putaran jarum jam. Relief ini menggambarkan suatu cerita yang cara membacanya dimulai dan diakhiri pada pintu gerbang di sebelah timur. Hal ini menunjukkan bahwa pintu gerbang utama Candi Borobudur menghadap timur seperti umumnya candi Buddha lainnya.

2.Candi Mendut, Mendut, Magelang, (lokasi)

3. Candi Pawon, Borobudur, Magelang, (lokasi)

4. Candi Ngawen, Muntilan, Magelang

C.Kabupaten Klaten

1. Candi Prambanan, Prambanan, Klaten (lokasi)

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.

Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.

Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.

Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki. Selain itu di komplek candi Prambanan terdapat pula beberapa candi yaitu :

D. Kabupaten Karanganyar

Selasa, 22 Desember 2009

Mau Tau Indahya Wisata Jawa Tengah ?

bagi orang - orang yangbelum mengenal jawa tengah nah kalian pasti belum tau indahnya wisata jawa tengah kan padahal banyak loh tempat wisata jawa tengah yaang belum terjamah....

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.

Mau tahu wisata Jawa Tengah ?? info ini akan lebih berguna jika anda yang datang dari luar kota dan berkunjung di Jawa Tengah jangan lupa mampir ke tempat wisata Jawa Tengah.

A. Wisata Pantai

1. Wisata Pantai di Jawa Tengah

Pantai Congot Untuk Yang Hobby Mancing.

Pantai Congot salah satu pantai yang memiliki keindahan yang berbeda dibanding dengan pantai lain dengan nuansa nelayan dan peikanan yang kuat. Cocok buat yang memiliki hobby memancing.

Pantai Congot terletak di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Tepatnya di sebelah barat Pantai Glagah. Sekitar 1,5 km dari kota Wates. Pantai congot merupakan pantai wisata yang tepat dikunjungi setelah melakukan perjalanan wisata di pantai glagah.

Sepanjang perjalanan menuju pantai Congot pemandangan alam yang dijumpai begitu indah. Hampasan sawah yang hijau dengan aktivitas para petani untuk bersawah. Jalan menuju pantai Congot pun mudah dilalui dengan pemandangan pohon kelapa disepanjang jalan menuju pantai Congot.

Pantai Congot memiliki pesona keindahan yang berbeda dibanding pantai-pantai lainnya sebab nuansa nelayan dan perikanannya yang begitu kuat. Pantai congot menjadi pusat kegiatan warga setempat untuk mencari nafkah dengan mencari ikan.

Disepanjang pinggiran pantai akan terlihat aktivitas warga setempat maupun para pelancong yang mempunyai hobby memancing.Aktivitas para nelayan di pantai Congot ini dimulai pagi hari. Para nelayan pergi melaut dengan menggunakan perahu motor. Menjelang siang para nelayan kembali membawa hasil tangkapan ikan untuk dibawa ketampat pelelangan ikan (TPI) setempat.

2. Karimunjawa

Karimun berasal dari bahasa Jawa yaitu kremun yang artinya kabur atau samar-samar. Diberi nama tersebut karena kepulauan ini terlihat samar-samar dari Pulau Jawa yang disebabkan letaknya yang cukup jauh dari Pulau Jawa. Untuk mencapai Karimunjawa memakan waktu sekitar 4 sampai 6 jam dari daratan Pulau Jawa dengan menggunakan Kapal Motor Cepat dari Semarang atau Jepara. Rasanya, cocok dengan namanya, karena memang memakan waktu yang cukup lama untuk tiba di pulau ini.


Kepulauan Karimunjawa menjadi surga dari para penyelam (diver). Anda dapat melakukan berbagai kegiatan di dalam jernihnya air. Berenang, menyelam (diving), atau snorkeling akan terasa menyenangkan.

Keindahan terumbu karang serta ikan berwarna-warni di dalam laut akan menjadi daya tarik untuk bermain-main di dalam air. Air laut di Karimunjawa sangat jernih dan bening, sehingga Anda bisa melihat dasar laut dengan jelas. Bagi Anda yang hobi memancing, Anda juga bisa melakukannya di beberapa pulau di Karimunjawa.

Untuk mengunjungi pulau-pulau yang ada di Karimunjawa, Anda bisa menggunakan perahu nelayan. Waktu yang diperlukan tidak terlalu lama untuk mengunjungi beberapa pulau sekaligus karena letaknya yang tidak berjauhan. Ada pula perahu yang dilengkapi dengan kaca pada bagian bawah perahu (glass bottom boat) yang cocok bagi Anda yang tidak ingin menyelam tetapi ingin tetap dapat melihat terumbu karang atau ikan-ikan di dalam air laut.

Karimunjawa sejak tahun 2001 memiliki nama resmi Taman Nasional Karimunjawa. Taman Nasional Karimunjawa terdiri atas gugusan 27 buah pulau kecil dengan 5 buah pulau yang sudah berpenduduk di kepulauan ini.

Pulau yang sudah berpenduduk yaitu Pulau Genting, Pulau Kemujan, Pulau Karimunjawa, Pulau Nyamuk, dan Pulau Parang. Sebagian besar pulau di sana memiliki pantai dengan pasir putih.

Pulau-pulau yang menjadi favorit untuk dikunjungi para turis karena keindahan alamnya antara lain Pulau Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Kecil, dan Tanjung Gelam. Ayo kita kunjungi pulau-pulau tersebut satu per satu!

1. Pulau Menjangan Besar

Di Pulau Menjangan Besar terdapat penangkaran ikan hiu. Anda dapat menguji keberanian dengan masuk ke kolam penangkaran mereka dan berenang bersama ikan-ikan hiu ini. Tidak perlu takut, karena hiu di sini cukup jinak dan bersahabat dengan manusia.

2. Pulau Menjangan Kecil

Pulau Menjangan Kecil pantas dikunjungi karena di perairan sekitar pulau ini terdapat banyak ikan kecil berwarna-warni yang cantik. Pulau ini memiliki pantai dan dasar laut yang indah dengan air yang jernih. Pulau ini cocok bagi Anda yang ingin mencoba snorkeling.

3. Pulau Cemara Kecil dan Pulau Cemara Besar

Pada kedua pulau ini terdapat banyak pohon cemara yang mungkin menjadi dasar nama kedua pulau ini. Hal unik lainnya adalah adanya daratan pantai dengan pasir putihnya yang menjorok ke laut.

4. Pulau Tanjung Gelam

Pulau Tanjung Gelam merupakan pulau yang indah dengan hamparan pasir putih dan air laut yang berwarna hijau kebiruan.

B. Wisata Tempat Religi

1. Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid ini memiliki arsitektur yang unik yaitu perpaduan Jawa dan Timur Tengah. Bentuk kubah, lengkungan, geometri bintang delapan dan kaligrafi merepresentasikan budaya Islam. Sementara ragam hias wayang purwa dan batik di beberapa bagian masjid menggambarkan budaya Jawa.

Menaranya, selain dapat digunakan untuk menikmati keindahan kota Semarang secara utuh juga dapat dipakai untuk melihat hilal sebagai tanda memasuki bulan Ramadhan atau Idul Fitri. Menara dilengkapi dengan lantai berputar (devolving floor). Menginspirasi dari Masjid Nabawi di Madinah, MAJT juga memiliki payung elektrik yang dapat melindungi 13.000 jamaahnya dari sengatan matahari. Anda juga bisa melihat Al-Quran dan Bedug raksasa sumbangan masyarakat Jawa Tengah di dalam interior masjid.

2. Gereja Blenduk

Dibangun pada awal 1753 oleh arsitek warga Belanda yang telah bermukim di Semarang saat itu yaitu De Wilde dan Westmas. Ornamen yang mengisi di dalam gereja juga masih asli sejak pendeta pertama Johanes Wihelkmus Semkar pada 1753-1760, di antaranya seperti ubin lantai yang bewarna-warni, organ piano antik karya P Farwangler dan Hummer, bangku-bangku dari kayu jati yang semakin meninggi ke belakang, dan tempat mimbar untuk khotbah. Kapasitasnya mampu menampung 400 jemaah, dan selain untuk kebaktian juga difungsikan untuk acara pemberkatan pasangan pengantin. Gereja Blenduk membuka pintu untuk para wisatawan yang ingin berkunjung melihat kemegahan arsitektur peninggalan kolonial ini, termasuk bagi wisatawan non kristiani.

3. Vihara Bodhagaya

Vihara Bodhagaya merupakan vihara pertama di Indonesia. Berdiri pada 1957. Yang paling unik dari Vihara ini adalah Pagoda Avalokitesvara. Dibangun dengan material dan patung yang semua di-impor dari Cina untuk menghormati Dewi Cinta Kasih, yaitu Kwan Im. Pagoda ini mempunyai tinggi 45 meter terdiri atas tujuh tingkat dengan masing-masing 4 patung Dewi Kwan Im menghadap penjuru mata angin di setiap tingkatnya.

4. Gedung Batu

Gedung Batu merupakan sebuah petilasan berbentuk klenteng dari seorang laksamana cina bernama Zheng Ho (Cheng Ho) atau lebih lazim dikenal sebagai Sam Po Tay Djien. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Meskipun sebagai tempat pemujaan dan ziarah bagi warga Tionghoa, namun Klenteng ini juga sering dikunjungi oleh Muslim dan Buddha, karena di dalam kompleks terdapat sebuah makam salah seorang ABK kapal Cheng Ho yang biasa di sebut warga masyarakat sebagai Kyai Juru Mudi, warga muslim terkadang berziarah ke makam ini.

Dari sejak jaman nenek moyang hingga kini, kerukunan dan toleransi umat beragama memang sangat dipegang erat. Hal ini tercermin dari arsitektur bangunan tempat ibadah di berbagai daerah di Nusantara yang kadang memadukan unsur dari berbagai agama. Tentu ini menjadi PR bagi kita generasi penerus untuk tetap melestarikan dan menjaga toleransi antar beragama. Nah, sudahkah Anda merekreasikan spiritualitas Anda dengan wisata religi?. (kl/dty)

C. Wisata Tempat Sejarah

1. Lawang Sewu

Salah satu tempat yang asyik untuk dikunjungi adalah Gedung Lawang Sewu atau Pintu Seribu. Penamaan ini diberikan oleh masyarakat sekitar lantaran gedung ini memilik banyak pintu. Tak diketahui pasti berapa tepatnya pintu yang terdapat di bangunan bekas kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS ini.

Menurut Agus, salah satu pemandu wisata gedung tua Lawang Sewu, pamor Lawang Sewu mulai menonjol ketika dijadikan lokasi syuting Uji Nyali yang dipandu Harry Panca dan ditayangkan salah satu stasiun televisi. Gedung ini dianggap punya kekuatan mistis dan angker oleh masyarakat sekitar.

Meski begitu, bukan berarti gedung ini tak layak dikunjungi. Ornamen-ornamen bangunan tersebut masih orisinal, termasuk sebuah hiasan kaca patri di salah satu bagian bangunan bekas peninggalan zaman Belanda dahulu. Lawang Sewu dibangun pada tahun 1903 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.

Setelah masa kemerdekaan, gedung ini pernah dipakai untuk kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI). Karena nilai historis yang dimilikinya, Lawang Sewu oleh pemerintah kota dijadikan sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno yang harus dilindungi.

Nah, jika Anda berencana mengunjungi Kota Semarang, ada baiknya singgah di lokasi-lokasi di atas. Dijamin, Anda bisa berkesempatan menjelajah sebuah peradaban yang belum pernah Anda singgahi sebelumnya. Sebuah peninggalan dari zaman baheula.

2. Benteng Van der Wijck

Jika anda berkunjung ke Kebumen, tidak ada salahnya anda singgah sejenak ke objek wisata sejarah yakni benteng Van der Wijck. Lokasinya yang cukup dekat dari jalan utama/raya Kebumen -Yogya, yakni sekitar 300 meter, amatlah sayang jika dilewatkan begitu saja. Benteng kuno dengan dominasi warna merah ini cukup menyolok diantara bangunan lain, namun tersamar dari jalan utama mengingat gerbang masuk lokasi wisata ini cukup jauh dari pintu gerbang benteng. Disediakan kereta api mini yang siap mengantarkan pengunjung dari gerbang utama mengelilingi objek wisata bersejarah ini

Anda tidak usah kuatir bahwa berada dilokasi objek wisata sejarah ini, nantinya hanya akan disuguhi bangunan kuno yang cenderung membosankan dan kurang diminati anak-anak. Beberapa sarana permainan anak-anak telah dibangun disekitar benteng seperti perahu angsa, kincir putar dan berbagai macam permainan anak lainnya. Tak ketinggalan juga sebuah patung dinosaurus raksasa ikut dibangun untuk meramaikan suasana dan lebih mengakrabkan dengan dunia anak-anak. Bahkan sebuah stasiun kereta api mini dibangun dibagian atas benteng tepat diatas gerbang utama, memungkinkan pengunjung untuk mengitari sisi atas benteng dengan menggunakan kereta mini.








[navigasi.net] Tempat Bersejarah - Benteng Van der Wijck


Didalam benteng itu sendiri pengunjung bisa melihat beberapa foto dokumentasi seputar bentuk asli bangunan benteng saat ditemukan dan tahap-tahap pemugaran yang telah dilakukan terhadapnya. Ruangan-ruangan bekas barak militer, asrama, pos jaga bisa dilihat didalam benteng dan semuanya boleh dibilang dalam keadaan rapi dan bersih. Hanya saja sebuah papan pengumuman yang ditempel dibagian luar benteng berisi "Sebelum masuk benteng sebaiknya anda berdoa sejenak menurut kepercayaan masing-masing", sempat menimbulkan kerutan didahi saat membacanya karena berkesan seram. Mungkinkah pernah terjadi hal-hal diluar nalar yang menimpa pengunjung saat berada didalam benteng, seperti kesurupan ?

Benteng Van der Wijck sebenarnya dibangun pada awal abad 19 atau sekitar tahun 1820-an, bersamaan meluasnya pemberontakan Diponegoro. Pemberontakan ini ternyata sangat merepotkan pemerintah kolonial Belanda karena Diponegoro didukung beberapa tokoh elit di Jawa bagian Selatan. Maka dari itu Belanda lalu menerapkan taktik benteng stelsel yaitu daerah yang dikuasai segera dibangun benteng. Tokoh yang memprakarsai pendirian benteng ini adalah gubernur jenderal Van den Bosch. Tujuannya jelas sebagai tempat pertahanan (sekaligus penyerangan) di daerah karesidenan Kedu Selatan. Pada masa itu, banyak benteng yang dibangun dengan sistem kerja rodi (kerja paksa) karena ada aturan bahwa penduduk harus membayar pajak dalam bentuk tenaga kerja. Tentu saja cara ini membuat penduduk kita makin menderita apalagi sebelumnya gubernur jenderal Deandels punya proyek serupa yaitu jalan raya pos (Anyer – Penarukan, sepanjang l.k. 1.000 km), juga dengan kerja rodi.








[navigasi.net] Tempat Bersejarah - Benteng Van der Wijck


Dilihat dari bentuk bangunan, pembangunannya sezaman dengan benteng Willem (Ambarawa) dan Prins Oranje (Semarang – kini sudah hancur). Pada awal didirikan, benteng dengan tinggi tembok 10 m ini diberi nama Fort Cochius (Benteng Cochius). Namanya diambil dari salah seorang perwira militer Belanda (Frans David Cochius) yang pernah ditugaskan di daerah Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu). Nama Van der Wijck, yang tercantum pada bagian depan pintu masuk, merupakan salah seorang perwira militer Belanda yang pernah menjadi komandan di Benteng tersebut. Reputasi van der Wijck ini cukup cemerlang karena salah satu jasanya adalah membungkam para pejuang Aceh, tentunya dengan cara yang kejam.

Pada zaman Jepang, benteng ini dimanfaatkan sebagai barak dan tempat latihan para pejuang PETA.

Dilihat dari fisiknya, bangunan yang luasnya 3.606,62 m2 ini sudah mengalami renovasi yang cukup bagus. Sayangnya renovasi ini kurang memperhatikan kaidah konservasi bangunan bersejarah mengingat bangunan ini potensial sebagai salah satu warisan budaya (cultural heritage)

5.Wisata Alam

1. PENGGARON
lokasi Di Kota Ungaran Jarak Penggaron Kota Ungaran - 2 km Penggaron Kota Semarang - 15 km Daya Tarik - Wisata Alam - Wisata untuk perkemahan - Lapangan Golf Daya Dukung Wisata - Tempat Bermain Anak - Hawa Sejuk
Penggaron adalah sebuah obyek dan daya tarik wisata alam berupa hutan pinus berhawa sejuk yang berada dikota Ungaran Tepatnya di Desa Susukan yang berjarak 2 Km dari pusat kota. Yang dilengkapi dengan lapangan Golf, arena perkemahan serta tempat bermain anak yang menyenangkan menjadikan Penggaron tempat wisata yang menyenangkan

2. SIWARAK
Lokasi Di Desa Siwarak, Kecamatan Ungaran Jarak Siwarak-Kota Ungaran 2km Siwarak-Kota Semarang 23km Daya Tarik - Kolam renang dengan air alam yang bersih dan sehat - Pemandian alam yang indah - Tempat kolam pemancingan Fasilitas - Warung makan dan aneka makanan khas - Dekat dengan hotel indrakila - Mudah dijangkau
Siwarak (Tirto Argo) berada di desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran. Memiliki Fasilitas kolam renang dengan air alam yang bersih dan sehatserta dilengkapi dengan kolam pemancingan ikan. Siwarak juga mempunyai pemandangan alam yang indah dan sejuk.Disekeliling lokasi juga terdapat awrung makan dengan makanan khas serta dengan lokasi penginapan dan hotel

3. BANDUNGAN
lokasi Kelurahan Bandungan,Kecamatan Ambarawa Jarak Bandungan-Kota Ungaran 12km Bandungan-Kota Ambarawa 7km Bandungan-Kota Semarang 23km Daya Tarik - Wisata Alam - Wisata Olah Raga(kolam renang,lapangan tenis) - Pusat Pembelanjaan sayuran dan buah- buahan - Taman Bunga - Tempat Peristirahatan - Fasilitas untuk konferensi - Perkemahan Fasilitas - Hotel Berbintang - Hotel Melati - Pasar Maya(Pasar Buah dan Sayur)
Berada di Kelurahan Bandungan Kecamatan Ambarawa yang berjarak 7 Km dari Kota Ambarawa dan 9 Km dari kota Ungaran.Bandungan mempunyai wisata yang cukup lengkap meliputi wisata alam wisata olah raga, taman bunga, areal perkemahan, pasar buah dan sayur serta tempat peristirahatan yang dilengkapi hotel berbintang dan melati